Sunday 27 January 2013

Your Shadows


Setetes hujan jatuh perlahan namun pasti mengenai rambut panjang Suzy.
            “Hujan.....”Ucap Suzy pelan. Ia menengadahkan tangannya mencoba menangkap butiran hujan yang membuyarkan lamunannya tentang pria bernama Kai. Pria yang selama ini memenuhi ruang kosong di hati dan memory-nya.
            “Baiklah, aku tahu. Sudah saatnya kembali ke kehidupan nyata sekarang....” Suzy segera beranjak dari bangku taman yang ia beri nama ZyKai. Berharap suatu saat nanti, ditempat itulah ia akan berkencan dengan pria bernama Kai.
            Kali ini, hujan tampak tidak ragu lagi melompat riang ke atas tubuh Suzy. Sebisa mungkin Suzy mempercepat langkah kakinya menjauhi hujan dan mencari tempat berteduh untuknya.
           Begitu banyak tempat berteduh di sekitarnya, namun suzy tidak tertarik untuk berteduh di sembarang tempat. Ia seperti seseorang yang sedang memilih baju. Cukup lama ia berlari, dan cukup juga bagi hujan untuk membasahi seluruh bajunya hingga akhirnya ia berhenti di Halte bus. Beberapa orang di halte itu tampak lucu memandangi suzy yang basah kuyup. Ia menarik nafas panjang. Jam ditangannya menunjukkan pukul 3 sore. 5 menit lagi jadwal kedatangan bus yang mengarah ke rumahnya.
Dibalik tatapan para penghuni halte, suzy berusaha tak memperdulikan pandangan mereka. Ia memperhatikan setiap celah bangku halte, berharap ada tempat untuk duduk.
“Ahh, disana.”Bisik Suzy sambil tersenyum puas. Kakinya sudah tak sabar untuk bersandar. Namun,  sepertinya mata dan kakinya tiba-tiba bertindak berlawanan arah. Matanya terpaku saat melihat Kai yang berlari dari guyuran hujan menuju tempat duduk yang diincar Suzy. Kaki Suzy seakan tertahan secara paksa.
Kai duduk tanpa menghiraukan Suzy dihadapannya. Ia sibuk mengibaskan rambutnya yang basah. Memperhatikan bajunya yang ikut-ikutan basah, dan mendesah kesal.
Suzy masih diam tak bergeming dihadapan Kai. Ia mengepalkan tangannya. Gugup. Wajahnya merah merona. Ia menelan air liurnya. Mencoba menahan tubuhnya yang mulai gemetar.
Kai mengangkat kepalanya melihat Suzy yang berdiri didepannya.
“Maaf, ada apa ya?”Tanya Kai. Suara Kai menggema di telinga Suzy. Suzy merasa suara itu terus menerus berulang ditelinganya.
2 detik..... 5 detik..... 10 detik..... Suzy tampak konyol didepan Kai. Seketika ia tampak seperti gadis idiot.

Kai mengernyitkan keningnya.
“Nona.....” Kali ini Kai memanggil Suzy dengan sebutan Nona.
“Ahhh, i-iiya!”Suzy
Kai tersenyum. Wajah suzy memerah.
“Kamu berdiri di depanku, ada apa ya?”Tanya Kai. “Ehm, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana ya?”Pikir Kai.
Suzy memperhatikan posisinya. Ia berulang kali menoleh ke kiri, kanan, atas bawah dan akhirnya menatap Kai penuh perasaan malu. Ia menunduk. Memaki dirinya yang tampak bodoh dihadapan Kai. “Kenapa aku berdiri didepannya! Dasar bodoh!”Suzy memaki dalam hati.
“Maa----af”Suzy mengangkat kepalanya dan melihat leher Kai yang  berdiri di depannya berjarak hanya satu jengkal dari wajahnya. Ia harus mengangkat kepalanya agar bisa melihat penuh wajah Kai.
“Maaf, aku harus pergi sekarang. Permisi...”Kai menuju Bus yang memiliki rute yang sama dengan Suzy.
Beberapa orang di Halte masuk satu per satu ke dalam Bus, termasuk Kai. Hampir saja tertinggal, Suzy segera berlari masuk ke Bus tersebut. Terlambat beberapa detik saja, ia harus menunggu 30 menit lagi.
“Permisi....”Suzy menyeruak dari kerumunan penumpang yang mencari kursi dalam Bus. Matanya tajam melihat kursi yang kosong tepat dibelakang Bus.
“Ahhh, leganya. Akhirnya bisa duduk juga....”Suzy tersenyum puas. Ia memukul pelan kakinya, berusaha menghilangkan rasa tegang setelah cukup lama berkejaran dengan hujan dan berdiri di depan Kai. Kepalanya kembali diselimuti gambaran senyum Kai. Ia ikut tersenyum membayangkan kejadian tadi. Tapi, ia memasang wajah cemberut saat mengingat kejadian memalukan didepan Kai.
“Ya ampun Suzy, apa yang kamu lakukan tadi? Kamu tampak idiot!”Suzy tak menyadari suaranya memasuki saluran pendengaran semua penumpang Bus tersebut. Termasuk Kai yang rupanya duduk tepat disampingnya.
“Ya, kau tampak idiot.”Ucap Kai sambil tertawa.
Suzy menoleh. “Ah! Kau!”
Kai tersenyum. “Kita ketemu lagi...”
Suzy terdiam. Ia tidak tau harus bicara apa.
“Kamu gadis yang jatuh dari sepeda waktu itu kan???”
Suzy mengangguk. Pipinya kembali memerah.
“Bagaimana lukamu, sudah sembuh?”
Suzy mengangguk.
“Bagaimana? Sudah bisa naik sepeda sekarang?”
Suzy menggeleng.
“Kenapa? Mau aku ajar??”Kai menggoda.
Suzy mengangguk cepat. Kai tertawa.
“Ahh, tidak! Tidak perlu. Aku tidak mau naik sepeda lagi.”Suzy segera meralat anggukannya.
“Kenapa? “ Kai bertanya.
“Ehm...”Suzy teringat masa kecilnya bersama Kai. Suzy selalu di bonceng Kai kemana pun ia pergi.
Suzy menoleh melihat Kai. Berpikir sampai kapan Kai lupa ingatan, dan sampai kapan Kai mampu melupakannya.
“Heyy....”Kai membuyarkan lamunan Suzy.
“Ah.... Maaf ya... aku...”Ia melihat gang rumahnya. “Berhenti pak..”Suzy segera berdiri. “Maaf, aku turun disini. Sampai jumpa...”
Kai berdiri. “Aku juga turun disini. Rupanya rumah kita searah.”Ucap Kai sambil tersenyum.
Hujan sudah reda. Bus melaju meninggalkan mereka berdua dipinggir jalan. Suzy masih tidak berani melihat wajah Kai. Ia sangat gugup. Kai telah berjalan lebih dulu meninggalkan Suzy yang masih tak bergerak dibelakangnya. Padahal tiga tahun yang lalu, ia tidak pernah segugup ini saat berjalan bersama Kai.
Kai menoleh. “Kenapa diam disitu?”
‘I-iya...”Suzy menggigit bibirnya. Berpikir kenapa ia selalu tampak bodoh didepan Kai.
Sepanjang jalan, Kai berusaha membuat Suzy membuka mulutnya untuk menjawab semua pertanyaan dari Kai, namun Suzy hanya menjawab dengan anggukan ataupun gelengan kepala.
Kai sangat berharap mendengar suara Suzy.
“Aku sudah sampai. Ini rumahku.”Kata Suzy.
Kai melihat rumah Suzy dan memperhatikan nomor rumah-nya. “Ahh, ini rumah mu..”Kai tersenyum. “Rumahku hanya berjarak 4 rumah dari sini. “Kata Kai sambil menunjuk rumahnya. Suzy hanya tersenyum. Ia sudah lama mengetahuinya, sejak kecelakaan yang menimpa Kai, dan Kai hilang ingatan, ia tidak pernah lagi bertemu Kai.
 “Oh iya! Jika kamu belajar naik sepeda lagi, kamu bisa memanggil ku untuk mengajarimu.”Lanjut Kai.
Suzy tersenyum. “Terima kasih....Ehm, aku masuk duluan ya....”
“Iya....Sampai jumpa besok.”Kai tersenyum. Ia merasa senang mendengar suara Suzy. Matanya tidak berpaling sedikit pun memperhatikan Suzy, hingga gadis itu menghilang dibalik pintu rumah.
“Suzy....”Ucap Kai pelan. “Lama tidak melihatmu....”
***
Matahari kurang bersahabat dengan Suzy hari ini. Suzy menyusuri jalur pedestrian mengambil rute tercepat menuju taman faforitnya. Sepanjang perjalanan Suzy terus melantunkan nada-nada indah yang ia buat sendiri dan keluar begitu saja dari bibir tipisnya. Senyum terukir manis menghiasi wajahnya.
“Hey...!”Taemin menampakkan wajahnya dari balik jendela mobil.
“Oppa!”
“Pasti mau ke taman lagi....”Tebak Taemin.
Suzy tersenyum.
“Kenapa setiap pulang sekolah kamu selalu ke taman? Taman apa tuh namanya, Zy...Zyy??”Tanya Taemin sambil berjalan ke arah Suzy.
“ZyKai oppa!”
“Ah, iya! ZyKai. Kenapa harus ZyKai? Kenapa bukan ZyMin saja?”
“Ahhh, itu sudah aku delete.”
“Kenapa? Kan lebih bagus ZyMin.”Taemin menggoda.
“Ahh... Sekarang Oppa kan sudah punya Yeoja-chingu! Ooh, Oppa mau selingkuh sama aku??!”Suzy menunjuk wajah Taemin.
Taemin diam. Ia membayangkan wajah BoA yang mengelilingi kepalanya. Kemudian tersenyum. “Iya-iya... oppa tau. Oh iya, mau aku antar?”
Suzy mengangguk cepat.
Di dalam mobil.
“Memangnya sudah berapa tahun kamu ke taman itu?”Tanya Taemin. Ia mencoba menghitung tahun dimana ia menemui Suzy pertama kali di taman itu. “Ah! Kalau sudah hampir 7 tahunn!!!”
Suzy hanya tersenyum.
“Jadi selama 7 tahun kamu ke taman ZyKai itu??!!”
“Ahh, pertama taman itu aku beri nama ZyMin, saat itu aku sedang jatuh cinta sama oppa, tapi oppa hanya menganggapku adik dan lebih memilih BoA eonni. Kemudian namanya aku ganti lagi dengan ZyHyun. Karena saat itu so hyun nembak aku, dan kita pertama kali jadian di tempat itu, tapi karena dia melanjutkan sekolah ke luar negeri, jadi nama itu aku ganti lagi. “Cerita Suzy panjang lebar.
Taemin menarik nafas panjang. “Panjang juga sejarah taman mu itu.”Kata Taemin. “Lalu,”Lanjutnya lagi. “Sekarang namanya berubah menjadi ZyKai karena kamu sedang jatuh cinta dengan Kai?? Begitu?”Tebak Taemin.
Suzy mengangguk tersenyum. “Aku berharap dialah tempat hatiku berlabuh....”Ucap Suzy sambil menutup kedua matanya, berharap permohonannya akan terkabul.
Taemin tersenyum melihat gadis yang duduk di sampingnya itu. dalam hati ia juga berharap yang sama dengan Suzy.
“Yup! Kita sudah sampai....”
“Oke!”Suzy membuka pintu mobil dan segera turun.
            “Oppa, gomawo “Suzy menyembulkan kepalanya dari balik jendela mobil.
Taemin membalas dengan senyuman. “Daa....”Ucapnya dan melaju dengan mobil SUV hitam miliknya.
            Suzy melambaikan tangannya hingga mobil taemin menghilang dari balik tikungan jalan. Ia memperhatikan sekelilingnya berharap tidak ada seorangpun yang mengikutinya. Ia hanya ingin bicara berdua dengan taman ZyKai miliknya.
            Sekitar 5 menit berjalan, akhirnya ia sampai dibangku yang berada tepat dibawah pohon pinus dengan ukiran nama ZyKai yang tertera tepat ditengah bangku taman itu.
“ZyKai....”Suzy memulai percakapannya. “Kamu tau, kemaren aku bertemu lagi dengan Kai.”Kata Suzy pelan sambil tersenyum. Ia membayangkan wajah Kai yang tiba-tiba muncul di hadapannya, senyum dan suara Kai yang begitu indah di mata dan telinganya. Tiba-tiba senyumnya menghilang saat menyadari sesuatu dalam dirinya.
“Sampai kapan aku hidup dalam khayalan ini?”Suzy menunduk sedih. “Aku selalu hidup dalam dunia maya. Sampai kapan aku harus datang menemui mu? Sampai kapan aku harus duduk sendiri di bangku ini?”Suzy semakin dalam meratapi dirinya.
“Sampai kamu mau menerimaku....”
Suzy melihat Kai berdiri di depannya sambil tersenyum dan membawa setangkai mawar merah. Dibelakangnya berjalan Taemin dengan bunga lily ditangannya, disusul dengan kim so hyun yang menyanyikan lagu cinta untuknya.
“Kenapa kalian selalu datang seperti ini?”Suzy mulai menangis. “Kenapa??! Kenapa hanya aku yang melihat mu? Kenapa harus aku yang menghayal tentang mu? Kenapa?! Kenapa kalian hanya ilusinasiku semata!!!”Suzy berteriak sedih.
Sesak. Ia merasa dadanya sesak. Sangat sesak, hingga suara tangisnya tidak terdengar. Ia memukul dadanya. Perlahan wajah Kai, Taemin dan So Hyun menghilang. Suzy semakin tertunduk dalam tangisnya.
“Akuu.... membencimu! Sangat membencimu. Aku tidak mau kamu hanya muncul dalam khayalanku... aku mau kamu selalu berada disampingku.”Ucap Suzy pelan.
Setelah cukup lama menumpahkan air matanya, Suzy merasa sangat lelah. Ia lelah bertahun-tahun menangis sendiri di taman itu. Air matanya telah terkuras habis, dan tenaganya juga bernasib serupa. Ia membaringkan kepalanya di bangku hendak memulihkan seluruh tenaga ditubuhnya. Ia masih mempunyai pekerjaan lain yang harus ia lakukan setelah ini.
Suzy menaruh tas miliknya di ujung bangku, dan membaringkan kepalanya diatas tas. Merasa silau dengan sinar matahari, ia menaruh tangan kirinya menutupi wajahnya.
            Sebelum tertidur, Suzy berharap saat terbangun nanti ada seseorang disampingnya, dan sangat berharap orang tersebut adalah Kai.
Matahari perlahan turun tahta. Warna kemerahan mulai menghiasi langit. Namun Suzy masih tertidur pulas. Ia tertidur dipangkuan seorang pria yang terus memperhatikan wajah polos Suzy. Wajah Suzy sangat cantik saat tertidur, ia terlihat seperti malaikat kecil yang tidak pernah bersedih.
Suara gemerisik daun yang tertiup angin membangunkan Suzy. Ia berusaha keras membuka kelopak matanya yang masih berat. Ia ragu dengan penglihatannya. Wajah Kai tampak dibalik kedua bola matanya. Ia kembali memejamkan matanya beberapa saat dan membukanya kembali. Tidak ada perubahan sama sekali. Wajah Kai tampak jelas olehnya. Ia semakin yakin bahwa sekarang ia mulai tidak waras, ia berpikir harus memeriksakan dirinya di psikiater.
“Rupanya aku masih belum sadar juga....”Ucap Suzy lemas. Dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya, ia mencubit pipi kananya. “Awwww....!”
“Mau aku yang cubit?”Tanya Kai.
Suzy terdiam sesaat. Kamudian melonjak bangun dari pangkuan Kai.
Kai mengelus pahanya. “Rupanya kepala mu berat juga ya....”
“Se-sejak kapan kamu disini?!”Tanya Suzy panik.
Kai berpikir. “Ehm, sepertinya sejak tiga jam yang lalu...”
Suzy segera melihat jam tangannya. Ia mengingat sekitar tiga jam yang lalu ia juga sudah berada disini. Mengingat waktu tidur siangnya selalu 2 jam lebih.
“Ahhh, jadi kamu mendengar semuanya?”Tanya Suzy penasaran.
“Mendengar apa?”Kai balik bertanya. “Mendengar kamu tertawa sendirian atau mendengar kamu menangis sendiri?”
Kai berdiri dan melangkah ke depan Suzy. “Aku lebih senang mendengar tawa mu. “Ucap Kai lembut. Kakinya melangkah semakin dekat dengan Suzy.
Suzy mundur beberapa langkah. “A-apa maksud mu?”
“Aku menyukai mu.”Jawab Kai singkat.
Suzy terdiam. Kai sama sekali tak menghentikan langkahnya mendekati Suzy. Ia semakin dekat kemudian berhenti tepat di depan Suzy dan hanya berjarak 5 sentimeter darinya.
Kai memeluk Suzy. Jantung Suzy berdegub kencang. Ia bisa merasakan desah nafas Kai dan hangatnya tubuh Kai. “Aku menyukaimu. Kau tahu, aku menunggu lama untuk hari ini.....”Ucap Kai lembut.
Untuk beberapa saat, hening menyelimuti mereka.
Air mata Suzy kembali menetes. Kai menyadari hal itu, dan semakin erat memeluk Suzy. “Menangis lah.... Mulai sekarang, aku akan selalu memeluk mu saat kau merasa sedih, marah ataupun bahagia. “
Suzy semakin menangis sejadi-jadinya. “Kenapa kamu baru datang sekarang?!”
“Maafkan aku....”Jawab Kai menyesal.
Suzy melepaskan dirinya dari pelukan Kai. “Kemana saja kamu selama ini?! Selama ini kamu berpura-pura tidak mengenaliku dan hanya melihat ku dari jauh!”Suzy melampiaskan kekesalannya.
Kai hanya diam menerima kemarahan Suzy.
“Jawab aku..!”Suzy memukul dada Kai.
Kai segera memeluk Suzy erat. “Maafkan aku.... maaf karena selama ini aku tidak berani untuk menemui mu. Maaf karena selama ini aku menjadi pengecut di depan mu. Maaf karena selama tiga tahun ini aku mengabaikan perasaanmu dan berpura-pura tidak mengenalimu...”
Suzy terus menangis. Ia membiarkan dirinya berada dalam pelukan Kai.
“Mulai sekarang, aku akan menemani mu di taman ini. Aku akan menjadi tempat mu menangis, dan meluapkan kemarahan mu.”Ucap Kai lembut.
Suzy hanya diam sambil menangis dan membalas memeluk erat Kai. Ia sama sekali tidak menyadari, bahwa tidak ada seorangpun di sekelilingnya. Ia tidak memeluk Kai atau siapapun. Ia belum tersadar dalam mimpinya.
           

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN BERI KOMENTAR BERUPA KRITIK DAN SARAN