Kali ini jalan-jalan berlanjut ke Keraton Surakarta.
Tiket masuk Rp.10.000,- saya masuk bawa kamera tapi gak pake tambahan tiket masuk. Beberapa pengalaman dari temen blogger katanya kalo bawa kamera bakalan kena tambahan biaya 3500. Oh, mungkin tiket masuk saya itu sudah termasuk tiket tambahan karena bawa kamera kali ya?
Waktu masuk ada bapak-bapak yang bertugas menjaga pintu masuk dan merobek tiket, beliau sempat menanyakan apakah kami perlu juru pandu atau tidak. Temen-temen sempet menolak, tapi aku berceletuk "gak seru kalo gak pake juru pandu...". Mungkin abdi dalem denger kali ya? Jadi beliau ngikutin kami dari belakang trus menjelaskan sejarah dari keraton.
(Aku lupa nama abdi dalemnya siapa. Maaf ya pak...)
Abdi dalemnya ramah banget, dan ngayomi, banyak beri wejangan. Saya berasa jalan-jalan bersama kakek. Hehehe
Di keraton abdi dalem menjelaskan bahwa pintu yang besar dan lebar yang menyambut kedatangan kami katanya udah berumur ratusan tahun.
Begitu masuk di pekarangan keraton, puluhan pohon rindang turut menyambut kedatangan para pelancong ini. Suasana dihalaman keraton sejuk dan nyaman deh pokoknya. Oh iya, pasir di halaman keraton ini berasal dari pantai laut selatan. Dulu banyak pengunjung yang suka ngambil pasir di halaman itu, karena katanya dapat menyembuhkan penyakit. Ada yang rematik trus nginjak pasir dihalaman keraton pulangnya langsung sembuh! Jadi tersiarlah kabar bahwa pasir keraton itu mujarab. Sehingga, banyak pengunjung berbondong-bondong ngambil pasir di keraton so, pasirnya makin dikit deh. Akhirnya, dipasanglah pengumuman bahwa pasir dikeraton tidak boleh diambil.
Kalo datang ke keraton jangan pake sandal, singlet, celana puntung atau pakean seksi. Namanya juga keraton, kalo mau masuk ya musti sopan guys! Kalo gak, kamu dilarang masuk loh! Pake sandal aja kalo masuk dilarang, musti nyeker jadinya.
Well, singkat saja, di keraton itu yang diperlihatkan ada menara khusus tempat semedi raja, ada gedung yang luas tempat penobatan raja, ada museum keraton juga, isi museum itu banyak banget! Ada candi, kereta kerajaan, berbagai peninggalan dan silsilah raja, pokoknya macem-macem deh!
Didalam keraton saya sempat berfoto sama penjaga keraton, pakeannya macam pengawal istana gitu. Lengkap dengan pedang. Heheheh, selesai berfoto kita ngasih duit seiklasnya, kata si penjaga istana berpakaian hijau itu.
Ada perkataan abdi dalem yang sangat saya sukai. Kata beliau "Kata jawa yang paling bagus itu adalah 'slamet'. Contohnya kita semua bertemu di keraton karena selamet, kita masih bernafas karena selamet. Berbeda dengan mereka yang sakit." Jelas abdi dalem.
Berhubung kami datang dibulan ramadhan, jadi kami tidak mendengar suara gamelan. Kata abdi dalem, suara gamelan dibunyika tiap beberapa hari selama seminggu namun untuk menghormati bulan ramadhan maka suara dan bunyi-bunyian dihentikan. Kecuali pada hari selasa kliwon, yang merupakan hari lahir nyi roro kidul, maka akan dilaksanakan pagelaran tari sembilan maka gamelan akan dibunyikan dan akan ada penari yang merupakan gadis memakai kemben.
Katanya kalo sembilan gadis itu menari tarian sembilan akan menjadi sepuluh, dan penari sepuluh itulah Ratu Pantai Selatan, trus kalo tarian sudah selesai tarian akan kembali menjadi sembilan. Begitu kata abdi dalem.